Dalam
rangka menggali cerita tentang sejarah “Sunan Sela Cau” dan atas
terdorongnya keinginan luhur untuk mengungkapkan situ-situs sunan sela
cau. Untuk memperluas pengembangan pembangunan yang ada di Wilayah
Tasikmalaya bagian Selatan khususnya, dan pengembangan pariwisata dan
pengembangan wilayah untuk kesejahteraan masyarakat di era etonomi
daerah kecamatan Parungpoteng dalam penggalian subsektor pariwisata,
selain itu pula untuk menggali yang dianggap sejarah dimasa lampau
sehingga, tidak ketinggalan bagi pewaris generasi muda untuk mengetahui
perjalanan dan perjuangan “Sunan Sela Cau” dengan Maksud dan tujuan
Untuk menambah pengetahuan dalam bidang terungkapnya keberadaan “Sunan
Sela Cau” sehingga diharapkan baik perjuangan maupun perjalanan dan
peninggalan terungkapnya, sehingga ada manfaatnya baik untuk keturunan
maupun generasi berikutnya.
ASAL MULA PB CIMUKEYE CIBUNGUR
Menurut
nara sumber yang dapat dipercaya, asal mula PB (CIMUKEYE) diambil
dari kata “Pengecut Bungur”, asal mula Pengecut Bungur yaitu : bahwa
di zaman dulu kala, orang-orang yang perjalanan selalu singgah atau
istirahat dibawah pohon bungur yang di atas bukit yang sekarang ini
letaknya dipertigaan jalan yang ada di pencut bungur tersebut. Sehingga
semua orang-orang dahulu yang singgah disana sepakat untuk memberi
nama terhadap tempat itu menjadi Pencut Bungur (PB). Sedangkan asal
mula cimukeye yaitu: satu-satunya tempat yang ada sumber air di daerah
itu untuk kebutuhan orang-orang yang singgah atau istirahat baik
manusia atau hewan, diantaranya hewan peliharaan seperti Sapi, Kerbau,
dan hewan lainnya.
Menurut
cerita di tempat itu, dulunya pernah dijadikan tempat persinggahan
raja padjajaran sebelum memnusatkan istana kerajaan di pakuan bogor,
setelah adanya perpecahan kerajaan galuh yang waktu pusat
pemerintahannya di Wilayah Ciamis. Itulah cerita asal mula nama P.B
CIMUKEYE.
Perjalanan Sunan Sela Cau Dari Mataram Ke Baghdad
Menurut
nara sumber, salah satu pangeran dari mataram yang dikenal dengan
nama”Embah Gulung Sakti” , diutus ke Baghdad, utuk berguru pada “Syekh
Ahmad Hirowwi”, punya anak laki-laki yang sama-sama menimbailmu
dengan utusan dari mataram tersebut, dipesantren yang dipimpinnya, Syekh
Ahmad Hirowwi mendengarkan kabar bahwa di tanah jawa adalah
pudatagama hindu akan tetapi disisi lain Syekh Ahmad Hirowwi,
mendengarkan kabar lagi dari tanah jawa, bahwa di tanah jawa banyak
pedagang-pedagang keturunan arab yang berdagang di tanah jawa tersebut
dengar menyebarluaskan agama islam, yang pada intinya penyebaran
Agama Islam di tanah jawa, sudah menyebarluas. Syekh Ahmad Hirowwi
merasa bersyukur ketika “Syekh Datul Kahpi” menetap di jawa yang nama
aslinya “Syek Idlofi Mahdi” tepatnya pada taun 1420 M. ternyata Syekh
Idlofi Mahdi, masih keturunan Baghdad juga, termasuk kerabat beliau
yang memilih menetap di tanah jawa yang tepatnya di”Kp.Celanang Gunung
Jati. Wilayah gunng jati tersebut adalah wilayang bawahan Singapura
dibawah kekuasaan Padjadjaran. Yang sekarang ini menjadi kota Cirebon.
Disisi bangga dan rasa syukur Syekh Ahmad Hirowwi mengutus muridnya
yang bernama embah Gulung Sakti untuk menimba ilmu kekuala. berpesan
“setelah selesai berguru agar langsung ketanah jaea untuk mebantu
penyebarluasan Agama Islam. Embah Gulung Sakti setelah mendapat restu,
maka berangkatlah kekuala dan menetaplah di sana. Dengan pesatnya
pengembangan Si’ar Agama islam di tanah jawa telah sampailah
informasinyake Syekh Ahmad Hirowwi, terlebih lagi setelah putra dan
putri padjadjaran yaitu: RADEN WALANG SUNGSANG dan RADEN RATU RARANG
SANTANG serta RADEN PANAMA RASAS yang bergelar “PRABU SILIWANGI” dan “
NYI MAS SUMBANG LARANG” berguru dan menjadi murid Syekh Idlo Mahdi.
Pada waktu itu usia beliau sangatlah muda, disbanding dengan Syekh
Idlofi Mahdi. Dengan informasi itu hati Syekh Ahmad Hirowwi sangatlah
bahagia.
Dengan diketahui istri
Syekh Ahmad Hirowwi, dalam waktu yang lama sekitar tahun 1450 M,
beliau dikaruniai 5 anak laki-laki dalam kurun waktu 50 tahun. Pada
waktu itu putra-putranya sangat rajin dalam memperdalam Agama Islam,
setiap kiayi atau Syekh-syekh yang ada di Baghdad di gurui sama
putranya, sehingga pada waktu itu Syekh Ahmad Hirowwi usianya sudah
sangat tua.
Pada taun 1510 M
beliau menyuruh ke 5 putranya itu, untuk berangkat ketanah jawa dengan
diberi amanat untuk memperluas Syi’ar agama islam.
Dalam
waktu 35 tahun mereka berkeliling di tanah nusantara termasuk pulau
jawa. Dan mereka dalam menjalankan amanat tersebut, setelah selesai
tugasnya mereka selalu berguru dimanapun berada, termasuk kepada
wali-wali yang 9 (Wali Songo). Sekitar tahun 1522 M. sampailah ke
Cirebon yang masa itu kepemimpinannya dipimpin oleh Sunan Gunung Jati,
setelah ketemu dengan sunan gunung jati ke lima putra Syekh Ahmad
Hirowwi membicarakan suatu hal yang sangat rahasia dengan sunan gunung
jati, setelah selesai pembicaraannya dengan Sunan Gunung Jati, kelima
putra Syekh Ahmad Hirowwi diutus oleh sunan gunung jati untuk berangkat
ke padjadjaran sebagai pasukan inti dengan misi memperluas agama
islam dengan merengkut rakyat Padjadjaran agar masuk Agama Islam, dan
dijadikannya oleh kelima Syekh ahmad hirowwi tersebut dalam
mempersempit ruang gerak raja padjadjaran itu, dan mencari kelemahan
Prabu Siliwangi atau Raja Padjadjaran yang pada waktu itu sudah
diganti dengan “Raja Kanjeng Prabu Surawisesa”.
Pada waktu itu Sunan Gunung Jati bersama Wali Songo yang lain di antaranya:
* R.Makdum
* R.Rahmat
* R.Maulana Malik Ibrahim
* R.Saripudin
* R.Sarip Hidayatullah
* R.Ainul yakin
* R.Umar Sahid
* R.Assahid
* R.Syekh Jafar Sidik
Para
wali sembilan ini sepakat memberi gelar kepada para putra Syekh ahmad
hirowwi itu yang berjulukan “Pandawa Lima”. Yang asal mula namanya it
dirahasiakan. Nama-nama Pandawa Lima itu diantaranya:
* Raden Patra Kusumah
* Raden Arsa Bangsa
* Raden Sata Taruna
* Raden Patih Dipa Manggala
* Pangeran Bungsu Damiyani
Pandawa
Lima ini di tugaskan agar merekut orang-orang padjadjaran agar bisa
ditaklukan dan masuk agama islam. Dengan perjuangan yang sangat ulet
dan tekun, maka pandawa lima ini dibantu oleh wali songo dan
murid-murid pilihan lainnya dalam Agresi rahasia ini. Dalam kurun waktu
yang panjangnya sekitar 27 tahun dan perjuangannya itu sangat
berhasih, hampir semua keturunan Raja Padjadjaran termasuk dari
keluarga putra dan putri raja banyak yang masuk Islam.
Pada
taun 1549M/969H, Wali Songo beserta Pandawa Lima ini dan
anggota-anggota yang sudah sepenanggungan ini sepakat mendirikan sebuah
organisasi yang dinamakan ”Sela Cau” kenapa organisasi itu dinamakan
Sela Cau?, karena Pandawa Lima yang anggotanya mempunyani lima yang
sangat tinggi, dan Sela Cau di ambil dari ujukan-uukan musuhnya, yaitu
ketika pandawa lima dan anggotanya terseret atau terdesak oleh musuh
mereka selalu berlinding di kerumunan atau pohon cau sehingga musuh
tidak melihat dan, sesuai dengan wilayah tanah pasundan, dari mula dulu
sampai sekarang tanah pasundan dipenuhi oleh kebun cau yang ada
dimana-mana, dari mulai tanaman rakyat yang pada kebanyakan rakyat itu
menanam cau. Kata cau adalah: kata yang diambildari bahasa ”Sunda ”
yang berarti ”Pohon Pisang” . dan akhirnya mereka diberi gelar ”Sunan
Sela Cau”. Maka gelar sunan sela cau itu abadi, sampai sekarang banyak
tokoh atau kiayi yang bertawasul kepada ”Sunan Sela Cau” makanya dalam
setiap kejahatan da tasakuran orang-orang selalu menghormatinya atau
mendoakan atas jasa-jasanya dan mengharapkan Sari’at, kehormatan atau
maunat dari bertawasul kepada ”Sunan Sela Cau” tersebut, yang sangat
terkenal kesaktiannya dan tagihannya dalam memperjuangkan syiar agama
islam ini.
No comments:
Post a Comment